Rabu, 07 Agustus 2019

JURNAL PENELITIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Hii Fikrierss!! Welcome back to our Blogger " Daily Subject Matter". In this time, i will give you the example of Jurnal Penelitian Praktikum Fisika Dasar. so, i hope this article will be usefull for a lot of people.





Jurnal Penelitian Praktikum Fisika Dasar


Berikut adalah link download bagi kalian yang ingin terbantu dalam hal tugas Praktikum Fisika Dasar. Semoga kalian dapat terbantu dengan artikel saya ini.
Berikut adalah link download Jurnal Penelitian Praktikum Fisika Dasar :

Unit I Pengukuran Besaran
Link Download

Unit II Pesawat Atwood
Link Download

Unit III Gaya Gesek
Link Download

Unit IV Gaya Menggelinding
Link Download

Unit V Tekanan Hidrostatik
Link Download

Unit VI Koefisien Viskositas Liquid
Link Download

Unit VII Gerak Lurus
Link Download

I Think That's all...
THANKSS..

Senin, 05 Agustus 2019

TUGAS MATA KULIAH PLH- LAPORAN LENGKAP PRAKTIK LAPANGAN MALINO


COMPLETE REPORT
ENVIRONMENTAL SCIENCE




ARRANGE BY :

ZULFIKRI MALIK
1812440006
ICP PHYSICS EDUCATION



DEPARTMENT OF PHYSICS
FACULTY OF MATHEMATIC AND SCIENCE
STATE UNIVERSITY OF MAKASSAR
2018/2019

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, sang Maha pencipta dan pengatur alam semesta, berkat rahmat, nikmat dan ridho Nya, peneliti ini akhirnya mampu menyelesaikan laporan praktek lapangan ini.
Dalam menyusun laporan, tidak sedikit kesulitan yang dialami oleh peneliti, namun berkat dukungan, dorongan, dan semangat dari berbagai orang terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen penanggung jawab mata kuliah Environtment Science dan semua teman-teman yang telah memberikan semangat kepada kami berupa tenaga dan pemikiran dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, segala kritikan dan saran yang membangun akan peneliti terima dengan baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 18 Desember 2018
Penulis
  
BAB I
 PENDAHULUAN
A.  Latar Belakan
Pengetahuan tentang lingkungan tak hanya dapat dipahami melalui teori-teori semata, tetapi harus pula dibarengi dengan praktek lapang, mengingat intensitas pertemuan yang singkat dalam ruangan kelas yang dinilai tak cukup untuk membahas dan mendiskusikan masalah-masalah yang berkenaan dengan lingkungan.maka dari itu praktek lapang harus dilaksanakan untuk mengamati langsung keadaan lingkungan karena terkadang teori sudah tak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi pun semakin berkembang. Berbagai alat telah diciptakan untuk memanfaatkan lingkungan yang tersedia di alam. Namun, tak jarang pemanfaatan tersebut disalahgunakan oleh beberapa pihak. Malino pun yang terkenal sebagai kota sejuk di wilayah Sulawesi Selatan, perlahan-lahan mulai kehilangan gelar yang ia sandang sejak zaman penjajahan Belanda. Hal ini disebabkan karena semakin banyak pihak-pihak yang hanya ingin mendapatkan keuntungan semata, bermigrasi ke sana tanpa memikirkan bagaimana nantinya kondisi lingkungan yang mereka olah beberapa tahun ke depan.
Melalui praktek lapang mahasiswa akan mampu mengamati serta menganalisis keadaan lingkungan secara langsung serta mencari pemecahan masalah yang berkaitan dengan fenomena-fenomena yang terjadi dalam lingkungan. Praktek lapang merupakan instrumen yang penting dalam proses pembelajaran.karena tak hanya melatih kemampuan analisis mahasiswa juga mampu meningkatkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah lingkungan. Sesuai dengan uraian di atas, maka praktek lapang pengetahuan lingkungan sangat penting bagi mahasiswa mengingat masih banyak mahasiswa yang belum memahami konsep dasar lingkungan, komponen lingkungan, masalah-masalah lingkungan serta upaya pemecahan masalah tersebut.
Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa  adalah salah satu daerah tempat warga bermukim, tempat ini merupakan tempat yang terkenal dengan tempat-tempat wisatanya. Pada daerah ini terdapat banyak vila dan perumahan yang disewakan menandakan bahwa tempat ini merupakan lokasi wisata yang diminati oleh banyak orang.
Dalam hal ini sesuai tujuan pembelajaran, kami melakukan studi lapangan ini yaitu untuk menganalisis perubahan-perubahan lingkungan di malino kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa ini, serta menganalisis penyebab dan  dampak dari perubahan lingkungan tersebut baik terhadap masyarakat maupun komponen-komponen lain yang ada di daerah tersebut.
B.  Tujuan
1.      Dapat menganalisis karakteristik dan pengaruh bentang alam yang terdapat di sekitar Pabrik Batu, Penambangan Sertu.
2.      Dapat menganalisis karakteristik dan pengaruh bentang alam yang terdapat di sekitar Perkebunan Area Model Agroforestri.
3.      Dapat menganalsis karakteristik dan pengaruh bentang alam yang terdapat di sekitar Kawasan Wisata Hutan Pinus.
C.  Manfaat
Manfaat yang dapat kita peroleh dari praktek lapangan ini:
1.      Kita dapat mengetahui karakteristik dan pengaruh bentang alam yang terdapat di sekitar Pabrik Batu, Penambangan Sertu.
2.      Dapat mengetahui karakteristik dan pengaruh bentang alam yang terdapat di sekitar Perkebunan Area Model Agroforestri.
3.      Dapat mengetahui karakteristik dan pengaruh bentang alam yang terdapat di sekitar Kawasan Wisata Hutan Pinus.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.      Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Daya
Lingkungan hidup adalah “kesatuan ruang dalam semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya ynag mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lain” (UU RI No. 23 Tahun 1997). Pada pengertian ini tercantum dua kali kata manusia yakni manusia sebagai subjek (manusia dan perilakunya) dan manusia sebagai objek (yang akan terpengaruh). Dalam lingkungan hidup kita jumpai benda dan daya yang memungkinkan manusia dan makhluk lain dapat hidup dan berkembang biak. Benda dan daya ini biasanya dikelompokkan kedalam komponon fisik lingkungann hidup atau biasa juga disebut sebagai komponon abiotik. Makhluk hidup yang terdiri dari satwa dan tumbuhan termasuk komponen biotic sedangkan makhluk hidup berupa manusia disebut komponen social, ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat disebut sebagai komponen kultur (cultur). Untuk singkatnya, lingkungan hidup terdiri atas tiga komponen abiotik, biotic dan cultur, atau sering disebut sebagai konsep ABC.
Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan juga menjadi sarana yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan. Menurut konvensi UNESCO di Tbilisi (1997) dalam Hamzah (2007) pendidikan lingkungan hidup merupakan suatu proses yang bertujuan untukmenciptakan suatu masyarakat dunia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan masalah-masalah yang terkait di dalamnya serta memiliki pengetahuan, motivasi, komitmen, dan keterampilan untuk bekerja, baik secara perorangan maupun kolektif dalam mencari alternatif atau memberi solusi terhadap permasalahan lingkungan hidup yang ada sekarang dan untuk menghindari timbulnya masalah-masalah lingkungan hidup baru.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pada pasal 1 Ayat 1 menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta  makhluk hidup lainnya. Perilaku manusia yang baik terhadap lingkungan,akan menghasilkan suatu yang baik pula bagi manusia.Sebaliknya perbuatan pencemaran dan merusak lingkungan akibat buruknya  akan kembali menimpa manusia. Oleh karena itu manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan.
Pengetahuan tentang lingkungan tak hanya dapat dipahami melalui teori-teori semata, tetapi harus pula dibarengi dengan praktek lapang, mengingat intensitas pertemuan yang singkat dalam ruangan kelas yang dinilai tak cukup untuk membahas dan mendiskusikan masalah-masalah yang berkenaan dengan lingkungan.maka dari itu praktek lapang harus dilaksanakan untuk mengamati langsung keadaan lingkungan karena terkadang teori sudah tak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi pun semakin berkembang. Berbagai alat telah diciptakan untuk memanfaatkan lingkungan yang tersedia di alam. Namun, tak jarang pemanfaatan tersebut disalahgunakan oleh beberapa pihak. Malino pun yang terkenal sebagai kota sejuk di wilayah Sulawesi Selatan, perlahan-lahan mulai kehilangan gelar yang ia sandang sejak zaman penjajahan Belanda. Hal ini disebabkan karena semakin banyak pihak-pihak yang hanya ingin mendapatkan keuntungan semata, bermigrasi ke sana tanpa memikirkan bagaimana nantinya kondisi lingkungan yang mereka olah beberapa tahun ke depan.
B.       Sumber Daya
Apa itu SDA? Sumber daya alam adalah semua bahan yang dapat ditemukan oleh manusia dalam alam dan bisa dimanfaatkan untuk keberlangsungan hidupnya. Bagi manusia, sumber daya alam pada dasarnya adalah hal terpenting yang berupa benda hidup (hayati) ataupun benda mati (non-hayati). Kedua jenis sumber daya alam tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sebenarnya, manusia juga merupakan sumber daya bagi suatu negara karena manusia dapat memberikan manfaat yang luar biasa bagi negaranya dengan cara menjadi tenaga kerja, memajukan ilmu pengetahuan, bahkan teknologi sehingga bisa meningkatkan perekonomian negara
Berdasarkan sifatnya jenis-jenis sumber daya alam dibagi menjadi 2:
1.      Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui
Adalah Sumber daya alam yang tidak akan pernah habis seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, air, sinar matahari, dan mikroorganisme lainnya.
2.      Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui
Sumber daya alam jenis ini mempunyai jumlah yang terbatas. Hal ini dikarenakan proses pembentukannya membutuhkan waktu yang sangat lama, sehingga digunakan terus menerus akan habis, seperti bahan-bahan galian atau barang tambang.
Sumber daya alam Hayati dibedakan menjadi 2, yaitu Sumber daya alam yang berasal dari hewan atau binatang seperti telur, daging, ikan, dan lain sebagainya. Sumber daya alam nabati adalah SDA yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan merupakan produsen atau penyusun utama dari rantai makanan. Sumber Daya Alam non hayati (abiotik) Sumber daya alam ini berasal dari benda-benda mati. Seperti tanah, air, udara, sinar matahari, dan hasil tambang.
C.      Pemanfaatan Sumber Daya
Pemanfaatan suatu sumber daya bisa dinilai berdasarkan kegunaan sumber daya untuk manusia itu sendiri. Maka dari itu, semakin bermanfaatnya suatu sumber daya alam, maka sumber daya tersebut akan semakin bernilai. Misalnya saja, lahan pertanian yang subur bisa dijadikan daerah pertanian yang sangat potensial. Suatu negara yang mempunyai sumber daya yang berlimpah dipastikan menjadi suatu negara yang maju jika sumber dayanya dimanfaatkan secara maksimal.
Secara alamiah, kebanyakan manusia memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada dilingkungannya dengan berbagai bentuk aktivitas, aktivitas dalam memanfaatkan sumber daya alam ini bisa dibagi ke dalam enam aktivitas yang sangat menguntungkan, seperti halnya(1) pertanian, (2) perkebunan, (3) perikanan, (4) pertambangan, (5) peternakan, dan (6) kehutanan.
Demikian ulasan mengenai sumber daya alam. Sumber daya alam telah memberikan berbagai macam hal-hal positif dan menguntungkan, sehingga sudah sangat sewajarnya Anda sebagai manusia menjaga sumber daya alam dengan baik dan bijak. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa memotivasi Anda agar tidak hanya memanfaatkan alam tetapi juga bisa melestrarikannya.

  
BAB III
METODE PENELITIAN
A.      Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal                    : Minggu/ 16 Desember 2018
Waktu                              : Pukul 09.00 – 19.00 WITA
Tempat                             :  
1.      Pabrik Batu, Penambangan Sertu.
2.      Perkebunan Area Model Agroforestri.
3.      Kawasan Wisata Hutan Pinus.
B.       Alat dan Bahan
1.    Kertas
2.    Pensil atau pulpen
3.    Kamera
4.    Papan pengalas
C.      Teknik Pengambilan Data
1.      Observasi
Observasi yaitu melakukan wawancara secara langsung, bagaimana responden menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang di berikan serta melakukan pengamatan secara langsung keadaan bentang alam.
2.      Wawancara
Untuk mengetahui kondisi dan pengaruh bentang alam maka dilakukan  wawancara kepada masyarakat sebagai narasumber.
3.      Dokumentasi
Dokumentasi disini dalam bentuk foto sebagai bukti bahwa telah melakukan wawancara kepada responden.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Kondisi Geografis

Kabupaten Gowa berada pada 12°38.16' Bujur Timur dari Jakarta dan 5°33.6' Bujur Timur dari Kutub Utara. Sedangkan letak wilayah administrasinya antara 12°33.19' hingga 13°15.17' Bujur Timur dan 5°5' hingga 5°34.7' Lintang Selatan dari Jakarta.Kabupaten yang berada pada bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan ini berbatasan dengan 7 kabupaten/kota lain, yaitu di sebelah Utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Maros. Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Bulukumba, dan Bantaeng. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Jeneponto sedangkan di bagian Barat berbatasan dengan Kota Makassar dan Takalar.
Luas wilayah Kabupaten Gowa adalah 1.883,33 km2 atau sama dengan 3,01% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Kabupaten Gowa terbagi dalam 18 Kecamatan dengan jumlah Desa/Kelurahan definitif sebanyak 167 dan 726 Dusun/Lingkungan. Wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar berupa dataran tinggi berbukit-bukit, yaitu sekitar 72,26% yang meliputi 9 kecamatan yakni  Kecamatan Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu. Selebihnya 27,74% berupa dataran rendah dengan topografi tanah yang datar meliputi 9 Kecamatan yakni  Kecamatan Somba Opu, Bontomarannu, Pattallassang, Pallangga, Barombong, Bajeng, Bajeng Barat, Bontonompo dan Bontonompo Selatan. Dari total luas Kabupaten Gowa, 35,30% mempunyai kemiringan tanah di atas 40 derajat, yaitu pada wilayah Kecamatan Parangloe, Tinggimoncong, Bungaya, Bontolempangan dan Tompobulu. Dengan bentuk topografi wilayah yang sebahagian besar berupa dataran tinggi, wilayah Kabupaten Gowa  dilalui oleh 15 sungai besar dan kecil yang sangat potensial sebagai sumber tenaga listrik dan untuk pengairan. Salah satu diantaranya sungai terbesar di Sulawesi Selatan adalah sungai Jeneberang dengan luas 881 Km2 dan panjang 90 Km.
Di atas aliran sungai Jeneberang oleh Pemerintah Kabupaten Gowa yang bekerja sama dengan Pemerintah Jepang, telah membangun proyek multifungsi DAM Bili-Bili dengan luas + 2.415 Km2yang dapat menyediakan air irigasi  seluas + 24.600 Ha, komsumsi air bersih (PAM) untuk masyarakat Kabupaten Gowa dan Makassar sebanyak 35.000.000 m3 dan untuk pembangkit tenaga listrik tenaga air yang berkekuatan 16,30 Mega Watt. Seperti halnya dengan daerah lain di Indonesia, di Kabupaten Gowa hanya dikenal dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Biasanya musim  kemarau dimulai pada Bulan Juni hingga September, sedangkan musim hujan dimulai pada Bulan Desember hingga Maret. Keadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan, yaitu Bulan April-Mei dan Oktober-Nopember. Curah hujan di Kabupaten Gowa yaitu 237,75 mm dengan suhu 27,125°C. Curah hujan tertinggi yang dipantau oleh beberapa stasiun/pos pengamatan terjadi pada Bulan Desember yang mencapai rata-rata 676 mm, sedangkan curah hujan terendah pada Bulan Juli - September yang bisa dikatakan hampir tidak ada hujan.
B.       Demografi
Dilihat dari jumlah penduduk, Kabupaten Gowa termasuk kabupaten terbesar ketiga di Sulawesi Selatan setelah Kota Makassar dan Kabupaten Bone. Berdasarkan hasil Susenas 2007, penduduk Kabupaten Gowa tercatat sebesar 594.423 jiwa. Pada Tahun 2006 jumlah penduduk mencapai 586.069 jiwa, sehingga penduduk pada Tahun 2007 bertambah sebesar 1,43%. Persebaran penduduk di Kabupaten Gowa pada 18 kecamatan bervariasi. Hal ini terlihat dari kepadatan penduduk per kecamatan yang masih sangat timpang. Untuk wilayah Somba Opu, Pallangga, Bontonompo, Bontonompo Selatan , Bajeng  dan Bajeng Barat, yang wilayahnya hanya 11,42% dari seluruh wilayah Kabupaten Gowa, dihuni oleh sekitar 54,45% penduduk Gowa. Sedangkan wilayah Kecamatan Bontomarannu, Pattallassang, Parangloe, Manuju, Barombong, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu, yang meliputi sekitar 88,58% wilayah Gowa hanya dihuni oleh sekitar 45,55% penduduk Gowa. Keadaan ini tampaknya sangat dipengaruhi oleh faktor keadaan geografis daerah tersebut.
Bila dilihat dari kelompok umur, penduduk anak-anak (usia 0-14 tahun) jumlahnya mencapai 31,12%, sedangkan penduduk usia produktif mencapai 63,18% dan penduduk usia lanjut terdapat 5,70% dari jumlah penduduk di Kabupaten Gowa.
Dilihat dari jenis kelamin, maka dari total jumlah penduduk Kabupaten Gowa, terdapat 293.956 atau 49,45% laki-laki dan 300.467 atau 50,55% perempuan. Dengan demikian, secara keseluruhan penduduk laki-laki di Kabupaten Gowa jumlahnya lebih sedikit dari jumlah penduduk perempuan seperti yang tampak pada rasio jenis kelamin penduduk yang mencapai 98 artinya ada sejumlah 98 penduduk laki-laki di antara 100 penduduk perempuan.
C.      Hasil Observasi
1.      Pabrik Batu, Penambangan Sertu.
a.       Identifikasi Karakteristik Bentang Alami
Hari/Tanggal                       : Minggu/16 Desember 2018
Lokasi dan posisi                : Pabrik batu
Nama dan kelompok          : Zulfikri Malik / Kelompok 2
1)      Bentuk lahan               : Batuan
2)      Genesis                        : Awalnya bebatuan
3)      Proses                          : Buatan
4)      Tanah                           : Batuan dan kerikil
5)      Air permukaan             : Dipengaruhi oleh alam
6)      Air tanah                     : Jeneberang dan bermuara ke tanjung
7)      Masalah fisik               : Erosi dan polusi

b.      Identifikasi Bentang Lingkungan
Hari/Tanggal                       : Minggu, 16 Desember 2018
Lokasi dan posisi                : Pabrik batu
Nama dan kelompok          : Zulfikri Malik / Kelompok 2
1)      Tipe                              : Desa dan industri
2)      Pemukiman                  : Sedikit rumah
3)      Penggunaan lahan       : Pabrik
4)      Tata ruang                    : Kawasan budidaya
5)      Masalah sosial             : Belum dikelola dengan baik.
Penelitian pertama dilakukan disalah satu tempat yang ada di Kabupaten Gowa yaitu tempat pertambangan batu. Dari hasil penilitian terdapat batu yang ukuran dan warrnanya berbeda-beda. Ukuran bebatuan berbeda-beda disebabkan karna proses terbentuknya bebatuan juga berbeda-beda, dimana batuan beku terbentuk dari endapan magma cair,batuan sedimen terbentuk dari endapan sedimen dan tekanan bahan tertentu, dan batuan metamorf melalui salah satu dari dua cara yang disebut terdahulu yang kemudian berubah akibat suhu dan tekanan. Adapun penyebab mengapa warna bebatuan berbeda-beda karena kandungan didalam jenis-jenis bebatuan berbeda-beda. Ada jenis batu yang banyak mengandung nikel, emas, belerang, tembaga, platina, dan zat-zat lainnya yang turut mempengaruhi sifat batu.
2.      Perkebunan Area Model Agroforestri.
Identifikasi Bentang Lingkungan
Hari/Tanggal                     : Minggu, 16 Desember 2018
Lokasi dan posisi              : Pabrik batu
Nama dan kelompok        : Zulfikri Malik / Kelompok 2
1)   Tipe                              : Desa dan Perkebunan
2)    Pemukiman                 : Sedikit rumah
3)    Penggunaan lahan       : Pertanian
4)    Tata ruang                   : Kawasan budidaya
5)    Masalah sosial             : Belum dikelola dengan baik
Penelitian kedua dilakukan di desa Pattapang, Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa yaitu dilahan pertanian sayur-sayuran. Dari hasil wawancara salah satu petani, yaitu pak Asdar (23) mengatakan bahwa dahulu lahan tersebut merupakan milik orang belanda dimana lahan tersebut dibagi-bagi dan sudah menjadi turun-menurun. Adapun sayur-sayuran yang ditanam yaitu sawi, daun bawang, dan wortel. Tetapi, dimusim panas petani itu juga menanam kol, tomat, dan daun sop. Sementara buah buahan yng dikelola oleh masyarakat hanya Strawberry karena hanya strawberry yang dapat hidup di kondisi seperti itu. Karena sekarang musim hujan jadi yang ditanam cuma sawi, daun bawang dan wortel. Daun bawang ditanam pada tanah yang lebih tinggi karena akar daun bawang menjalar kesamping. Adapun pupuk yang digunakan pak Asdar yaitu pupuk kandang, karena pupuk kandang lebih alami. Pada lahan tersebut juga dibuatkan saluran air, agar ketika hujan air dapat mengalir tanpa merusak tanaman. Pada saat panen pak Asdar biasanya dapat mendapatkan 4 ton perpanennya. Adapun murah mahalnya harga dari sayuran tersebut disesuaikan dengan hasil permintaan atau kebutuhan pasar, dimana semakin kurang persediaan sayuran tersebut maka semakin mahal pula harganya. Menurut pak Asdar kerugian yang dialami petani dapat berasal dari hama dan juga dari persaingan harga jual, sehingga terkadang petani dapat mengalami kerugian karena harus menurunkan harga yang tidak dapat menutupi modal. Adapun sistem pengairan yang digunakan oleh pak Asdar adalah pengairan yang berasal dari mata air gunung kemudian dialirkan melalui pipa pipa menuju ke sawah atau ladang yang dikelola.
3.      Kawasan Wisata Hutan Pinus.
Menurut sejarah area pohon pinus adalah peninggalan Bangsa Jepang (Sewaktu Indonesia di jajah), Mereka sengaja menanam pohon pinus untuk mereka bersembunyi dan beristirahat. Tetapi sekarang setelah Indonesia merdeka kawasan pohon pinus sudah bisa di gunakan oleh masyarakat Indonesian pada umumnya dan Makassar pada khususnya sebagai tempat wisata. Masalah-masalah yang terjadi  di kawasan pinus yaitu terjadi penebangan pohon pinus di beberapa titik sehingga dampak yang paling nyata yang kita rasakan adalah Malino yang sekarang sudah tidak sesejuk Malino yang dulu.
Penanggulangannya adalah perlunya kesadaran masyarakat dalam melestarikan area pohon pinus yang ada, kalaupun tidak bisa menanam minimal bisa menjaga yang masih ada dan tidak melakukan penebangan dengan tujuan mendapat keuntungan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab,serta perlunya pemaksimalan peran pemerintah dalam upaya pelestarian kawasan pohon pinus, salah satunya dengan memaksimalkan polisi hutan.

 BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.      Pabrik Batu, Penambangan Sertu merupakan salah satu bentuk penambangan yang dikelola oleh masyarakat yang sekaligus sebagai tempat mata pencaharian warga yang bermukim di sekitar tempat tersebut. Pengolahan lahannnya kurang baik, kurang diperhatikan oleh pemerintah.
2.      Perkebunan Area Model Agroforestri merupakan areal perkebunan yang berada pada daerah pegunungan. Pengaruh iklim alam terhadap kondisi masyarakat adalah pada daerah yang kondisi iklim dengan suhu yang dingin. Pada daerah pegunungan rata-rata pekerjaan masyarakat adalah bergantung pada alam yakni bercocok tanam dimana mereka jauh dari daerah perkotaan sehinggah jalan satu-satunya untuk mencari nafka adalah bercocok tanam.
3.      Perlunya kesadaran masyarakat dalam melestarikan area pohon pinus yang ada, kalaupun tidak bisa menanam minimal bisa menjaga yang masih ada dan tidak melakukan penebangan dengan tujuan mendapat keuntungan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab,serta perlunya pemaksimalan peran pemerintah dalam upaya pelestarian kawasan pohon pinus, salah satunya dengan memaksimalkan polisi hutan.
B.       Saran
1.      Sebaiknya masyarakat agar lebih menjaga kebersihan lingkungannya dengan tidak membuang sampah disembarang tempat dan mengurangi ekploitasi lahan, terutama pada hutan.
2.      Diharapkan kepada pemerintah setempat agar lebih memperhatikan kelestarian lingkungan, dengan menindak tegas para pelaku perusak lingkungan.
 DAFTAR PUSTAKA
Lee, Karney, U.S. Fish and Wildlife Service. 2014. The Causes Environtment Problem. US: Utah State Office of Education.
Nelson, S. and M. Ash. 2010. The resource. Missouri: Saunder Eslevier.
Soerjani, M. 1987. Kursus  dasar-dasar Analiosis Dampak Lingkungan-UI XVII, 4-20 Desember 1987. Psml-UI: Jakarta.
Thompson, Robert Bruce and Barbara Fritchman Thompson. 2012. Illustrated Guide Envirobtment. Sebastopol: O'Reilly Books.
Umar, Ramli. 2013. Pengetahuan Lingkungan Dan Kependudukan. Makassar: FMIPA UNM.
http://gowakab.bps.go.id/frontend/Subjek/view/id/153#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek1 /20017/Bps Gowa.html . Diakses pada tanggal 18 Desember 2018