COMPLETE
REPORT
ENVIRONMENTAL
SCIENCE
ARRANGE BY :
ZULFIKRI
MALIK
1812440006
ICP
PHYSICS EDUCATION
DEPARTMENT OF PHYSICS
FACULTY OF
MATHEMATIC AND SCIENCE
STATE UNIVERSITY OF MAKASSAR
2018/2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah,
sang Maha pencipta dan pengatur alam semesta, berkat rahmat, nikmat dan ridho
Nya, peneliti ini akhirnya mampu menyelesaikan laporan praktek lapangan ini.
Dalam menyusun laporan,
tidak sedikit kesulitan yang dialami oleh peneliti, namun berkat dukungan,
dorongan, dan semangat dari berbagai orang terdekat, sehingga penulis mampu
menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dosen penanggung jawab mata kuliah Environtment Science dan semua teman-teman
yang telah memberikan semangat kepada kami berupa tenaga dan pemikiran dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, segala kritikan dan
saran yang membangun akan peneliti terima dengan baik. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Makassar, 18
Desember 2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan tentang lingkungan tak hanya dapat dipahami melalui teori-teori
semata, tetapi harus pula dibarengi dengan praktek lapang, mengingat intensitas
pertemuan yang singkat dalam ruangan kelas yang dinilai tak cukup untuk
membahas dan mendiskusikan masalah-masalah yang berkenaan dengan
lingkungan.maka dari itu praktek lapang harus dilaksanakan untuk mengamati
langsung keadaan lingkungan karena terkadang teori sudah tak sesuai dengan
kenyataan di lapangan.
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi pun semakin berkembang.
Berbagai alat telah diciptakan untuk memanfaatkan lingkungan yang tersedia di
alam. Namun, tak jarang pemanfaatan tersebut disalahgunakan oleh beberapa
pihak. Malino pun yang terkenal sebagai kota sejuk di wilayah Sulawesi Selatan,
perlahan-lahan mulai kehilangan gelar yang ia sandang sejak zaman penjajahan
Belanda. Hal ini disebabkan karena semakin banyak pihak-pihak yang hanya ingin
mendapatkan keuntungan semata, bermigrasi ke sana tanpa memikirkan bagaimana
nantinya kondisi lingkungan yang mereka olah beberapa tahun ke depan.
Melalui praktek lapang mahasiswa akan mampu mengamati serta menganalisis
keadaan lingkungan secara langsung serta mencari pemecahan masalah yang
berkaitan dengan fenomena-fenomena yang terjadi dalam lingkungan. Praktek
lapang merupakan instrumen yang penting dalam proses pembelajaran.karena tak
hanya melatih kemampuan analisis mahasiswa juga mampu meningkatkan kepekaan
mahasiswa terhadap masalah-masalah lingkungan. Sesuai dengan uraian di atas,
maka praktek lapang pengetahuan lingkungan sangat penting bagi mahasiswa mengingat
masih banyak mahasiswa yang belum memahami konsep dasar lingkungan, komponen
lingkungan, masalah-masalah lingkungan serta upaya pemecahan masalah tersebut.
Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa adalah salah satu daerah tempat warga
bermukim, tempat ini merupakan tempat yang terkenal dengan tempat-tempat
wisatanya. Pada daerah ini terdapat banyak vila dan perumahan yang disewakan
menandakan bahwa tempat ini merupakan lokasi wisata yang diminati oleh banyak
orang.
Dalam hal
ini sesuai tujuan pembelajaran, kami melakukan studi lapangan ini yaitu untuk
menganalisis perubahan-perubahan lingkungan di malino kecamatan Tinggimoncong,
Kabupaten Gowa ini, serta menganalisis penyebab dan dampak dari perubahan
lingkungan tersebut baik terhadap masyarakat maupun komponen-komponen lain yang
ada di daerah tersebut.
B. Tujuan
1.
Dapat menganalisis karakteristik dan pengaruh bentang
alam yang terdapat di sekitar Pabrik Batu, Penambangan Sertu.
2.
Dapat menganalisis karakteristik dan pengaruh bentang
alam yang terdapat di sekitar Perkebunan Area Model Agroforestri.
3.
Dapat menganalsis karakteristik dan pengaruh bentang
alam yang terdapat di sekitar Kawasan Wisata Hutan Pinus.
C. Manfaat
Manfaat yang dapat kita peroleh dari praktek lapangan
ini:
1.
Kita dapat mengetahui karakteristik dan pengaruh
bentang alam yang terdapat di sekitar Pabrik Batu, Penambangan Sertu.
2.
Dapat mengetahui karakteristik dan pengaruh bentang
alam yang terdapat di sekitar Perkebunan Area Model Agroforestri.
3.
Dapat mengetahui karakteristik dan pengaruh bentang
alam yang terdapat di sekitar Kawasan Wisata Hutan Pinus.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Daya
Lingkungan hidup adalah “kesatuan ruang dalam semua benda, daya, keadaan
dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya ynag mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lain” (UU RI
No. 23 Tahun 1997). Pada pengertian ini tercantum dua kali kata manusia yakni
manusia sebagai subjek (manusia dan perilakunya) dan manusia sebagai objek
(yang akan terpengaruh). Dalam lingkungan hidup kita jumpai benda dan daya yang
memungkinkan manusia dan makhluk lain dapat hidup dan berkembang biak. Benda
dan daya ini biasanya dikelompokkan kedalam komponon fisik lingkungann hidup atau
biasa juga disebut sebagai komponon abiotik. Makhluk hidup yang terdiri dari
satwa dan tumbuhan termasuk komponen biotic sedangkan makhluk hidup berupa
manusia disebut komponen social, ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat
disebut sebagai komponen kultur (cultur). Untuk singkatnya, lingkungan hidup
terdiri atas tiga komponen abiotik, biotic dan cultur, atau sering disebut
sebagai konsep ABC.
Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan juga menjadi sarana
yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat
melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan. Menurut konvensi UNESCO di
Tbilisi (1997) dalam Hamzah (2007) pendidikan lingkungan hidup merupakan
suatu proses yang bertujuan untukmenciptakan suatu masyarakat dunia yang
memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan masalah-masalah yang terkait
di dalamnya serta memiliki pengetahuan, motivasi, komitmen, dan
keterampilan untuk bekerja, baik secara perorangan maupun kolektif dalam
mencari alternatif atau memberi solusi terhadap permasalahan lingkungan
hidup yang ada sekarang dan untuk menghindari timbulnya masalah-masalah
lingkungan hidup baru.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pada pasal 1 Ayat 1 menyatakan
bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan
dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Perilaku manusia yang baik terhadap lingkungan,akan
menghasilkan suatu yang baik pula bagi manusia.Sebaliknya perbuatan pencemaran
dan merusak lingkungan akibat buruknya akan kembali menimpa manusia. Oleh
karena itu manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan utuh yang tidak
terpisahkan.
Pengetahuan tentang lingkungan tak hanya dapat dipahami melalui teori-teori
semata, tetapi harus pula dibarengi dengan praktek lapang, mengingat intensitas
pertemuan yang singkat dalam ruangan kelas yang dinilai tak cukup untuk
membahas dan mendiskusikan masalah-masalah yang berkenaan dengan
lingkungan.maka dari itu praktek lapang harus dilaksanakan untuk mengamati
langsung keadaan lingkungan karena terkadang teori sudah tak sesuai dengan
kenyataan di lapangan.
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi pun semakin berkembang.
Berbagai alat telah diciptakan untuk memanfaatkan lingkungan yang tersedia di
alam. Namun, tak jarang pemanfaatan tersebut disalahgunakan oleh beberapa
pihak. Malino pun yang terkenal sebagai kota sejuk di wilayah Sulawesi Selatan,
perlahan-lahan mulai kehilangan gelar yang ia sandang sejak zaman penjajahan
Belanda. Hal ini disebabkan karena semakin banyak pihak-pihak yang hanya ingin
mendapatkan keuntungan semata, bermigrasi ke sana tanpa memikirkan bagaimana
nantinya kondisi lingkungan yang mereka olah beberapa tahun ke depan.
B. Sumber Daya
Apa itu SDA? Sumber daya alam adalah semua bahan yang dapat ditemukan oleh
manusia dalam alam dan bisa dimanfaatkan untuk keberlangsungan hidupnya. Bagi
manusia, sumber daya alam pada dasarnya adalah hal terpenting yang berupa benda
hidup (hayati) ataupun benda mati (non-hayati). Kedua jenis sumber daya alam
tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sebenarnya,
manusia juga merupakan sumber daya bagi suatu negara karena manusia dapat
memberikan manfaat yang luar biasa bagi negaranya dengan cara menjadi tenaga
kerja, memajukan ilmu pengetahuan, bahkan teknologi sehingga bisa meningkatkan
perekonomian negara
Berdasarkan sifatnya jenis-jenis sumber daya alam dibagi menjadi 2:
1.
Sumber Daya Alam yang dapat
diperbaharui
Adalah Sumber daya alam yang tidak akan pernah habis seperti hewan,
tumbuh-tumbuhan, udara, air, sinar matahari, dan mikroorganisme lainnya.
2.
Sumber Daya Alam yang tidak dapat
diperbaharui
Sumber daya alam jenis ini mempunyai jumlah yang terbatas. Hal ini
dikarenakan proses pembentukannya membutuhkan waktu yang sangat lama, sehingga
digunakan terus menerus akan habis, seperti bahan-bahan galian atau barang
tambang.
Sumber daya alam Hayati dibedakan menjadi 2, yaitu Sumber daya alam yang
berasal dari hewan atau binatang seperti telur, daging, ikan, dan lain
sebagainya. Sumber daya alam nabati adalah SDA yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan merupakan produsen atau penyusun utama dari rantai makanan.
Sumber Daya Alam non hayati (abiotik) Sumber daya alam ini berasal dari
benda-benda mati. Seperti tanah, air, udara, sinar matahari, dan hasil tambang.
C. Pemanfaatan Sumber Daya
Pemanfaatan suatu sumber daya bisa dinilai
berdasarkan kegunaan sumber daya untuk manusia itu sendiri. Maka dari itu,
semakin bermanfaatnya suatu sumber daya alam, maka sumber daya tersebut akan
semakin bernilai. Misalnya saja, lahan pertanian yang subur bisa dijadikan
daerah pertanian yang sangat potensial. Suatu negara yang mempunyai
sumber daya yang berlimpah dipastikan menjadi suatu negara yang maju jika
sumber dayanya dimanfaatkan secara maksimal.
Secara alamiah, kebanyakan
manusia memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada dilingkungannya dengan
berbagai bentuk aktivitas, aktivitas dalam memanfaatkan sumber daya alam ini
bisa dibagi ke dalam enam aktivitas yang sangat menguntungkan, seperti
halnya(1) pertanian, (2) perkebunan, (3) perikanan, (4) pertambangan, (5)
peternakan, dan (6) kehutanan.
Demikian ulasan mengenai sumber
daya alam. Sumber daya alam telah memberikan berbagai macam hal-hal positif dan
menguntungkan, sehingga sudah sangat sewajarnya Anda sebagai manusia menjaga
sumber daya alam dengan baik dan bijak. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa
memotivasi Anda agar tidak hanya memanfaatkan alam tetapi juga bisa
melestrarikannya.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Minggu/ 16 Desember 2018
Waktu : Pukul 09.00 –
19.00 WITA
Tempat :
1.
Pabrik Batu, Penambangan Sertu.
2.
Perkebunan Area Model Agroforestri.
3.
Kawasan Wisata Hutan Pinus.
B.
Alat dan Bahan
1. Kertas
2. Pensil
atau pulpen
3. Kamera
4. Papan
pengalas
C.
Teknik Pengambilan Data
1. Observasi
Observasi yaitu melakukan wawancara secara langsung, bagaimana responden menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang di berikan serta melakukan
pengamatan secara langsung keadaan bentang alam.
2. Wawancara
Untuk mengetahui kondisi dan pengaruh bentang alam maka dilakukan wawancara kepada
masyarakat sebagai narasumber.
3. Dokumentasi
Dokumentasi disini dalam bentuk
foto sebagai bukti bahwa telah melakukan wawancara kepada responden.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Kondisi Geografis
Kabupaten Gowa berada pada 12°38.16' Bujur Timur dari Jakarta dan 5°33.6'
Bujur Timur dari Kutub Utara. Sedangkan letak wilayah administrasinya antara
12°33.19' hingga 13°15.17' Bujur Timur dan 5°5' hingga 5°34.7' Lintang Selatan
dari Jakarta.Kabupaten yang berada pada bagian selatan Provinsi Sulawesi
Selatan ini berbatasan dengan 7 kabupaten/kota lain, yaitu di sebelah Utara
berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Maros. Di sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Bulukumba, dan Bantaeng. Di sebelah Selatan
berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Jeneponto sedangkan di bagian Barat
berbatasan dengan Kota Makassar dan Takalar.
Luas wilayah Kabupaten Gowa adalah 1.883,33 km2 atau sama dengan 3,01% dari
luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Kabupaten Gowa terbagi dalam 18
Kecamatan dengan jumlah Desa/Kelurahan definitif sebanyak 167 dan 726
Dusun/Lingkungan. Wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar berupa dataran tinggi
berbukit-bukit, yaitu sekitar 72,26% yang meliputi 9 kecamatan yakni
Kecamatan Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya,
Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu. Selebihnya 27,74% berupa dataran
rendah dengan topografi tanah yang datar meliputi 9 Kecamatan yakni Kecamatan
Somba Opu, Bontomarannu, Pattallassang, Pallangga, Barombong, Bajeng, Bajeng
Barat, Bontonompo dan Bontonompo Selatan. Dari total luas Kabupaten Gowa, 35,30% mempunyai kemiringan tanah
di atas 40 derajat, yaitu pada wilayah Kecamatan Parangloe, Tinggimoncong,
Bungaya, Bontolempangan dan Tompobulu. Dengan bentuk topografi wilayah yang
sebahagian besar berupa dataran tinggi, wilayah Kabupaten Gowa dilalui
oleh 15 sungai besar dan kecil yang sangat potensial sebagai sumber tenaga
listrik dan untuk pengairan. Salah satu diantaranya sungai terbesar di Sulawesi
Selatan adalah sungai Jeneberang dengan luas 881 Km2 dan
panjang 90 Km.
Di atas aliran sungai Jeneberang oleh Pemerintah Kabupaten Gowa yang
bekerja sama dengan Pemerintah Jepang, telah membangun proyek multifungsi DAM
Bili-Bili dengan luas + 2.415 Km2yang dapat menyediakan air
irigasi seluas + 24.600 Ha, komsumsi air bersih (PAM) untuk masyarakat
Kabupaten Gowa dan Makassar sebanyak 35.000.000 m3 dan untuk
pembangkit tenaga listrik tenaga air yang berkekuatan 16,30 Mega Watt. Seperti halnya dengan daerah lain di Indonesia, di Kabupaten Gowa
hanya dikenal dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Biasanya
musim kemarau dimulai pada Bulan Juni hingga September, sedangkan musim
hujan dimulai pada Bulan Desember hingga Maret. Keadaan seperti itu berganti
setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan, yaitu Bulan April-Mei
dan Oktober-Nopember. Curah hujan di Kabupaten Gowa
yaitu 237,75 mm dengan suhu 27,125°C. Curah hujan tertinggi yang dipantau oleh
beberapa stasiun/pos pengamatan terjadi pada Bulan Desember yang mencapai
rata-rata 676 mm, sedangkan curah hujan terendah pada Bulan Juli - September
yang bisa dikatakan hampir tidak ada hujan.
B. Demografi
Dilihat dari jumlah penduduk, Kabupaten Gowa termasuk kabupaten terbesar
ketiga di Sulawesi Selatan setelah Kota Makassar dan Kabupaten Bone.
Berdasarkan hasil Susenas 2007, penduduk Kabupaten Gowa tercatat sebesar
594.423 jiwa. Pada Tahun 2006 jumlah penduduk mencapai 586.069 jiwa, sehingga
penduduk pada Tahun 2007 bertambah sebesar 1,43%. Persebaran penduduk di Kabupaten Gowa pada 18 kecamatan
bervariasi. Hal ini terlihat dari kepadatan penduduk per kecamatan yang masih
sangat timpang. Untuk wilayah Somba Opu, Pallangga, Bontonompo, Bontonompo
Selatan , Bajeng dan Bajeng Barat, yang wilayahnya hanya 11,42% dari
seluruh wilayah Kabupaten Gowa, dihuni oleh sekitar 54,45% penduduk Gowa.
Sedangkan wilayah Kecamatan Bontomarannu, Pattallassang, Parangloe, Manuju,
Barombong, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan,
Tompobulu dan Biringbulu, yang meliputi sekitar 88,58% wilayah Gowa hanya
dihuni oleh sekitar 45,55% penduduk Gowa. Keadaan ini tampaknya sangat
dipengaruhi oleh faktor keadaan geografis daerah tersebut.
Bila dilihat dari kelompok umur, penduduk anak-anak (usia 0-14 tahun)
jumlahnya mencapai 31,12%, sedangkan penduduk usia produktif mencapai 63,18%
dan penduduk usia lanjut terdapat 5,70% dari jumlah penduduk di Kabupaten Gowa.
Dilihat dari jenis kelamin, maka dari total jumlah penduduk Kabupaten Gowa,
terdapat 293.956 atau 49,45% laki-laki dan 300.467 atau 50,55% perempuan.
Dengan demikian, secara keseluruhan penduduk laki-laki di Kabupaten Gowa
jumlahnya lebih sedikit dari jumlah penduduk perempuan seperti yang tampak pada
rasio jenis kelamin penduduk yang mencapai 98 artinya ada sejumlah 98 penduduk
laki-laki di antara 100 penduduk perempuan.
C.
Hasil Observasi
1.
Pabrik Batu, Penambangan Sertu.
a. Identifikasi
Karakteristik Bentang Alami
Hari/Tanggal : Minggu/16 Desember 2018
Lokasi dan posisi : Pabrik batu
Nama dan kelompok : Zulfikri Malik / Kelompok 2
1) Bentuk
lahan : Batuan
2) Genesis : Awalnya bebatuan
3) Proses : Buatan
4) Tanah : Batuan dan kerikil
5) Air
permukaan : Dipengaruhi oleh
alam
6) Air
tanah : Jeneberang dan
bermuara ke tanjung
7) Masalah
fisik : Erosi dan polusi
b. Identifikasi
Bentang Lingkungan
Hari/Tanggal : Minggu, 16 Desember 2018
Lokasi dan posisi : Pabrik batu
Nama dan kelompok : Zulfikri Malik / Kelompok 2
1) Tipe : Desa dan
industri
2) Pemukiman : Sedikit rumah
3) Penggunaan
lahan : Pabrik
4) Tata
ruang : Kawasan
budidaya
5) Masalah
sosial : Belum dikelola dengan
baik.
Penelitian
pertama dilakukan disalah satu tempat yang ada di Kabupaten Gowa yaitu tempat
pertambangan batu. Dari hasil penilitian terdapat batu yang ukuran dan
warrnanya berbeda-beda. Ukuran bebatuan berbeda-beda disebabkan karna proses
terbentuknya bebatuan juga berbeda-beda, dimana batuan beku terbentuk dari
endapan magma cair,batuan sedimen terbentuk dari endapan sedimen dan tekanan
bahan tertentu, dan batuan metamorf melalui salah satu dari dua cara yang
disebut terdahulu yang kemudian berubah akibat suhu dan tekanan. Adapun
penyebab mengapa warna bebatuan berbeda-beda karena kandungan didalam
jenis-jenis bebatuan berbeda-beda. Ada jenis batu yang banyak mengandung nikel,
emas, belerang, tembaga, platina, dan zat-zat lainnya yang turut mempengaruhi
sifat batu.
2.
Perkebunan Area Model Agroforestri.
Identifikasi Bentang Lingkungan
Hari/Tanggal : Minggu, 16 Desember 2018
Lokasi dan posisi : Pabrik batu
Nama dan kelompok : Zulfikri Malik / Kelompok 2
1) Tipe : Desa dan
Perkebunan
2) Pemukiman : Sedikit rumah
3) Penggunaan
lahan : Pertanian
4) Tata
ruang : Kawasan budidaya
5) Masalah
sosial : Belum dikelola dengan
baik
Penelitian kedua dilakukan di desa Pattapang, Tinggi
Moncong, Kabupaten Gowa yaitu dilahan pertanian sayur-sayuran. Dari hasil
wawancara salah satu petani, yaitu pak Asdar (23) mengatakan bahwa dahulu lahan
tersebut merupakan milik orang belanda dimana lahan tersebut dibagi-bagi dan
sudah menjadi turun-menurun. Adapun sayur-sayuran yang ditanam yaitu sawi, daun
bawang, dan wortel. Tetapi, dimusim panas petani itu juga menanam kol, tomat,
dan daun sop. Sementara buah buahan yng dikelola oleh masyarakat hanya
Strawberry karena hanya strawberry yang dapat hidup di kondisi seperti itu.
Karena sekarang musim hujan jadi yang ditanam cuma sawi, daun bawang dan
wortel. Daun bawang ditanam pada tanah yang lebih tinggi karena akar daun
bawang menjalar kesamping. Adapun pupuk yang digunakan pak Asdar yaitu pupuk
kandang, karena pupuk kandang lebih alami. Pada lahan tersebut juga dibuatkan
saluran air, agar ketika hujan air dapat mengalir tanpa merusak tanaman. Pada
saat panen pak Asdar biasanya dapat mendapatkan 4 ton perpanennya. Adapun murah
mahalnya harga dari sayuran tersebut disesuaikan dengan hasil permintaan atau
kebutuhan pasar, dimana semakin kurang persediaan sayuran tersebut maka semakin
mahal pula harganya. Menurut pak Asdar kerugian yang dialami petani dapat
berasal dari hama dan juga dari persaingan harga jual, sehingga terkadang
petani dapat mengalami kerugian karena harus menurunkan harga yang tidak dapat
menutupi modal. Adapun sistem pengairan yang digunakan oleh pak Asdar adalah
pengairan yang berasal dari mata air gunung kemudian dialirkan melalui pipa
pipa menuju ke sawah atau ladang yang dikelola.
3.
Kawasan Wisata Hutan Pinus.
Menurut sejarah area pohon pinus adalah peninggalan Bangsa Jepang (Sewaktu
Indonesia di jajah), Mereka sengaja menanam pohon pinus untuk mereka
bersembunyi dan beristirahat. Tetapi sekarang setelah Indonesia merdeka kawasan
pohon pinus sudah bisa di gunakan oleh masyarakat Indonesian pada umumnya dan
Makassar pada khususnya sebagai tempat wisata. Masalah-masalah yang terjadi di kawasan
pinus yaitu terjadi penebangan pohon pinus di beberapa titik sehingga dampak
yang paling nyata yang kita rasakan adalah Malino yang sekarang sudah tidak
sesejuk Malino yang dulu.
Penanggulangannya adalah perlunya kesadaran masyarakat dalam melestarikan
area pohon pinus yang ada, kalaupun tidak bisa menanam minimal bisa menjaga
yang masih ada dan tidak melakukan penebangan dengan tujuan mendapat keuntungan
oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab,serta perlunya pemaksimalan peran
pemerintah dalam upaya pelestarian kawasan pohon pinus, salah satunya dengan
memaksimalkan polisi hutan.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pabrik Batu,
Penambangan Sertu merupakan salah satu bentuk penambangan yang dikelola oleh
masyarakat yang sekaligus sebagai tempat mata pencaharian warga yang bermukim
di sekitar tempat tersebut. Pengolahan lahannnya kurang baik, kurang
diperhatikan oleh pemerintah.
2.
Perkebunan Area Model Agroforestri merupakan areal perkebunan yang berada pada daerah pegunungan. Pengaruh
iklim alam terhadap kondisi masyarakat adalah pada daerah yang kondisi iklim
dengan suhu yang dingin. Pada daerah pegunungan rata-rata pekerjaan masyarakat
adalah bergantung pada alam yakni bercocok tanam dimana mereka jauh dari daerah
perkotaan sehinggah jalan satu-satunya untuk mencari nafka adalah bercocok
tanam.
3.
Perlunya
kesadaran masyarakat dalam melestarikan area pohon pinus yang ada, kalaupun
tidak bisa menanam minimal bisa menjaga yang masih ada dan tidak melakukan
penebangan dengan tujuan mendapat keuntungan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggungjawab,serta perlunya pemaksimalan peran pemerintah dalam upaya
pelestarian kawasan pohon pinus, salah satunya dengan memaksimalkan polisi hutan.
B.
Saran
1. Sebaiknya masyarakat
agar lebih menjaga kebersihan lingkungannya dengan tidak membuang sampah
disembarang tempat dan mengurangi ekploitasi lahan, terutama pada hutan.
2. Diharapkan kepada pemerintah setempat agar lebih
memperhatikan kelestarian lingkungan, dengan menindak tegas para pelaku perusak
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Lee, Karney, U.S. Fish and Wildlife Service. 2014. The
Causes Environtment Problem. US: Utah State Office of Education.
Nelson, S. and M. Ash. 2010. The resource. Missouri: Saunder Eslevier.
Soerjani, M. 1987. Kursus
dasar-dasar Analiosis Dampak Lingkungan-UI XVII, 4-20 Desember 1987.
Psml-UI: Jakarta.
Thompson, Robert Bruce and Barbara
Fritchman Thompson. 2012. Illustrated Guide Envirobtment. Sebastopol: O'Reilly Books.
Umar, Ramli.
2013. Pengetahuan Lingkungan Dan
Kependudukan. Makassar: FMIPA UNM.
http://gowakab.bps.go.id/frontend/Subjek/view/id/153#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek1
/20017/Bps Gowa.html . Diakses pada
tanggal 18 Desember 2018