Hii Fikrierss!! Welcome back to our Blogger " Daily Subject Matter". In this time, i will give you the example of Contoh Cerpen Tentang Hari Kemerdekaan. I hope my article will usefull for a lot of people. Thank You. Here we gooo!!
MERDEKA ITU...
Teringat 74 tahun silam seorang proklamator bangsa Ir. Soekarno didampingi oleh Drs. Moh Hatta membacakan teks naskah
Proklamasi yang sebelumnya telah diketik oleh Sayuti Melik.Teks proklamasi yang
dibacakan pada hari itu sebelumnya disusun oleh Ir. Soekarno, Drs.
Muhammad Hatta dan Mr. Achmad Soebardjo. Teks proklamasi itu ditulis di ruang
makan di rumah Laksamana Tadashi Maeda. Setelah konsep selesai disepakati,
Sayuti Melik menyalin dan mengetik naskah tersebut. Rencananya pembacaan teks
Proklamasi tersebut akan dilaksanakan di Lapangan Ikada yang bisa menampung
massa lebih banyak. Namun banyak berbagai pertimbangan terutama yang paling
penting adalah pertimbangan keamanan, maka pembacaan teks proklamasi akhirnya
dipindahkan ke kediaman Ir. Soekarno di Jl.Pegangsaan Timur No.56. Acara
dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan naskah proklamasi oleh Ir. Soekarno.
Kemudian dilanjutkan dengan pidato singkat tanpa teks dan pengibaran
bendera Merah Putih. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu
Indonesia Raya secara bersama-sama. Detik – detik proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945 merupakan peristiwa yang penting dalam sejarah kebangsaan
kita. Mulai tanggal 17 Agustus 1945 inilah kita sebagai bangsa terbebas dari
belenggu penjajahan. Mulai tanggal 17 Agustus ini juga kita bisa berdiri sama
tinggi dan sederajat dengan bangsa-bangsa merdeka lainnya.
17 Agustus 2015. Siapa yang tidak menunggu kehadiran hari itu. Gema
kemerdekaan berkumandang di seluruh penjuru negeri kita, Indonesia. Semua
rakyat menyambut kedatangannya, tak terkecuali sekolahku tempatku menuntut
ilmu. Berbagai kegiatan, mulai dari pemasangan bendera untuk memeriahkan
peringatan tujuh belasan, melakukan upacara, kerja bakti membersihkan sekolah,
hingga mempersiapkan acara tujuh belasan kami lakukan sebagai bentuk antusiasme
kami terhadap tanggal penuh sejarah itu. Seluruh warga sekolah turut
bahu-membahu, baik siswa maupun para guru, baik yang junior maupun yang senior,
tak tertinggal seorang pun.
Sudah 74 tahun indonesiaku merdeka, tetapi masih banyak saja yang belum
merasakan kemerdekaan. Merdeka yang dimaksud adalah merdeka dalam hal lahir dan
batin termasuk merdeka dalam hal mental. Contohnya saja salah satu teman saya
sebut saja Maskur. Maskur adalah teman yang menurut saya jenius, tetapi yang
membuat saya bingung si Maskur belum merasakan yang namanya kemerdekaan.
Kemerdekaan disini adalah Maskur masih saja selalu dijajah dengan pembullyan.
Tidak diasrama, tidak di sekolah bahkan di musholla pun Maskur selalu di
bully oleh teman temannya. Entah apa yang membuatnya terus terus saja di
bully. Mungkin karena sikapnya atau perilaku yang ia kerjakan selalu
ujungnya memancing teman temannya untuk membullynya. Aku sering bertanya
kepada Maskur.
“Maskur.. apa kamu tidak bosan di bully terus dengan anak anak
lainnya?”.
“Iyanih, sebenarnya aku bosan dengan tingkah yang lainnya tetapi asalkan
hal itu dapat membuat temanku bahagia aku rela kok di bully”. Sambil
tertunduk mengeluh.
“Hahaha..kamu sadar Maskur, Indonesia kita ini sudah 74 tahun merdeka dari
penjajahan masa kamu masih saja tinggal dijajah dengan bullyan”.
Merangkul bahu maskur.
Sejak
saat itu Maskur sadar dan ia tidak tinggal diam lagi saat di bully oleh
temannya. Dia sadar bahwa jika dia terus di bully oleh temannya maka hal
itu akan merusak mentalnya. Awalnya memang cuman bullyan biasa tetapi
lama kelamaan bullying itu akan menyebar kearah yang buruk layaknya Belanda
yang dulunya menguasai daerah daerah yang kecil lama kelamaan memperluas daerah
kekuasaannya. Kalau Maskur ditanya, Merdeka itu yang ia impikan seperti apa?.
Tentunya Maskur menjawab merdeka itu adalah bebas dari “bullying”.
Berbicara soal penjajahan,
ada lagi satu teman saya yang masih merasa terjajah dan belum merdeka. Dia
tidak dijajah oleh bangsa lain tetapi ia dijajah oleh adik kelasnya. Dimana
mana, pada umumnya seniorlah yang menjajah juniornya tetapi ini malah
kebalikannya adik kelas yang menjajah kakak kelasnya. Anugrah, itulah teman
saya. Dia orangnya lucu dan juga sering di bully. Kali ini Anugrah bukan
dijajah karena sering di bully tetapi Anugrah dijajah karena cinta.
Cerita ini berawal ketika Anugrah menyukai seorang wanita yang merupakan teman
seangkatannya. Selama 2 bulan ia melakukan pendekatan dan mereka berdua sudah
memiliki chemistery yang baik. Anugrah pun berniat untuk menembaknya
untuk dijadikan pacar. Namun pada saat ingin menembaknya ternyata cewek ini
sudah memiliki pacar yang lucunya mereka baru baru saja jadian. Dan yang membuat
Anugrah tidak percaya adalah pacar wanita itu adalah adik kelasnya sendiri. Hal
ini tentu tidak membuat nyaman Anugrah karena dia baru saja ingin menembaknya
tetapi dia didahului atau ditikung ataupun dilacci oleh orang lain yang
jelas jelas adalah adik kelasnya sendiri. Tentu ini adalah sebuah penjajahan
oleh adik kelas kepada kakak kelasnya. Anugrah pun berpikir bahwa mungkin dia
bukan jodohku. Allah belum menakdirkan dirinya dengannya. Mungkin Allah punya
rencana terbaik. Anugrah pun perlahan move on dan kebetulan ia sudah
kelas XII dia pun mulai fokus untuk belajar tanpa mengenal yang namanya cinta.
Kalau ditanya merdeka itu seperti apa? Anugrah menjawab merdeka itu saat kita
tidak dalam suatu ikatan cinta dan bebas melakukan apa saja tanpa ada orang special
yang ngatur ngatur.
Indonesia
sudah lama merdeka tetapi indonesia belum maju. Salah satu penentu negara
dianggap maju adalah persoalan pendidikan. Di negara kita ini pendidikan masih
menjadi persoalan karena belum adanya pemerataan pendidikan baik di desa maupun
di kota kota besar. Contohnya saja pemulung yang saya temui kemarin, tiap
harinya mereka selalu saja mengumpulkan sampah sampah yang masih bisa berguna.
Kadang saya berpikir, tentunya mereka ingin sekali bersekolah namun mereka
tidak mendapat perhatian besar dari pemerintah kepada mereka. Tentu kemerdekaan
yang mereka minta adalah saat anak anak berpakaian merah putih, tidak
lagi menyeberangi kali, dengan baju dan buku di atas kepala.
Di
sekolah saya, para siswa mengeluhkan sistem pendidikan salah satunya masalah
pemberian tugas. Pemberian tugas yang banyak sangat tidak membuat efektif
pembelajaran. Finlandia saja maju karena pendidikan yang dikembangkannya
membuat para siswa merasa tertarik untuk mengenyam pendidikan salah satunya
belajar selama 5 hari dalam 1 minggu serta kurangnya pemberian tugas. Kalau
siswa hanya diberikan tugas,tugas, dan tugas maka para siswa akan merasa jenuh
dan malas untuk mengerjakannya. Jadi, kami berharap agar pendidikan terus di
perhatikan dan diperbaiki agar bangsa yang kita cintai ini dapat jauh lebih
baik daripada sebelumnya.
Betapa
banyak harapan kemerdekaan yang masih belum tercapai. Tetapi, kita patut
bersyukur akan suatu nikmat yang amat besar yaitu nikmat kemerdekaan bangsa
yang telah kita rasakan sampai saat ini. Kalau saja sampai saat ini negara kita
ini belum merasakan yang namanya kemerdekaan tentu kita akan mengalami yang
namanya sistem penjajahan kerja Rodi dan Romusha. Mari kita tingkatkatkan rasa
nasionalisme dan patriotisme kita dengan menjaga negara kita ini, seperti
layaknya para pejuang dahulu mempertahankan negara ini. Kita tidak perlu
mengangkat senjata dan berlumuran darah serta keringat, saat ini kita cuma bisa
menikmati kekayaan alam indonesia kita ini dibawah buaian ibu Pertiwi.
Dirgahayu Indonesiaku yang ke 74, kami berharap dengan kemerdekaan ini bukan
sekedar nama, tapi kita bisa mewujudkan dengan rasa cinta tanah air. Satu kata
terakhir, kita ini memegang teguh Bhineka tunggal ika bukan boneka milik
Amerika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar