Minggu, 04 Agustus 2019

Kumpulan Cerpen- Cerpen Tentang Hari Kemerdekaan 17 Agustus

Hii Fikrierss!! Welcome back to our Blogger " Daily Subject Matter". In this time, i will give you the example of Contoh Cerpen Tentang Hari Kemerdekaan. I hope my article will usefull for a lot of people. Thank You. Here we gooo!!


MERDEKA ITU...

Teringat 74 tahun silam seorang proklamator bangsa Ir. Soekarno didampingi oleh Drs. Moh Hatta membacakan teks naskah Proklamasi yang sebelumnya telah diketik oleh Sayuti Melik.Teks proklamasi yang dibacakan pada hari itu sebelumnya disusun oleh Ir. Soekarno,  Drs. Muhammad Hatta dan Mr. Achmad Soebardjo. Teks proklamasi itu ditulis di ruang makan di rumah Laksamana Tadashi Maeda. Setelah konsep selesai disepakati, Sayuti Melik menyalin dan mengetik naskah tersebut. Rencananya pembacaan teks Proklamasi tersebut akan dilaksanakan di Lapangan Ikada yang bisa menampung massa lebih banyak. Namun banyak berbagai pertimbangan terutama yang paling penting adalah pertimbangan keamanan, maka pembacaan teks proklamasi akhirnya dipindahkan ke kediaman Ir. Soekarno di Jl.Pegangsaan Timur No.56. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan naskah proklamasi oleh Ir. Soekarno. Kemudian  dilanjutkan dengan pidato singkat tanpa teks dan pengibaran bendera Merah Putih. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama. Detik – detik proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan peristiwa yang  penting dalam sejarah kebangsaan kita. Mulai tanggal 17 Agustus 1945 inilah kita sebagai bangsa terbebas dari belenggu penjajahan. Mulai tanggal 17 Agustus ini juga kita bisa berdiri sama tinggi dan sederajat dengan bangsa-bangsa merdeka lainnya.
17 Agustus 2015. Siapa yang tidak menunggu kehadiran hari itu. Gema kemerdekaan berkumandang di seluruh penjuru negeri kita, Indonesia. Semua rakyat menyambut kedatangannya, tak terkecuali sekolahku tempatku menuntut ilmu. Berbagai kegiatan, mulai dari pemasangan bendera untuk memeriahkan peringatan tujuh belasan, melakukan upacara, kerja bakti membersihkan sekolah, hingga mempersiapkan acara tujuh belasan kami lakukan sebagai bentuk antusiasme kami terhadap tanggal penuh sejarah itu. Seluruh warga sekolah turut bahu-membahu, baik siswa maupun para guru, baik yang junior maupun yang senior, tak tertinggal seorang pun.
Sudah 74 tahun indonesiaku merdeka, tetapi masih banyak saja yang belum merasakan kemerdekaan. Merdeka yang dimaksud adalah merdeka dalam hal lahir dan batin termasuk merdeka dalam hal mental. Contohnya saja salah satu teman saya sebut saja Maskur. Maskur adalah teman yang menurut saya jenius, tetapi yang membuat saya bingung si Maskur belum merasakan yang namanya kemerdekaan. Kemerdekaan disini adalah Maskur masih saja selalu dijajah dengan pembullyan. Tidak diasrama, tidak di sekolah bahkan di musholla pun Maskur selalu di bully oleh teman temannya. Entah apa yang membuatnya terus terus saja di bully. Mungkin karena sikapnya atau perilaku yang ia kerjakan selalu ujungnya memancing teman temannya untuk membullynya. Aku sering bertanya kepada Maskur.
“Maskur.. apa kamu tidak bosan di bully terus dengan anak anak lainnya?”.
“Iyanih, sebenarnya aku bosan dengan tingkah yang lainnya tetapi asalkan hal itu dapat membuat temanku bahagia aku rela kok di bully”. Sambil tertunduk mengeluh.
“Hahaha..kamu sadar Maskur, Indonesia kita ini sudah 74 tahun merdeka dari penjajahan masa kamu masih saja tinggal dijajah dengan bullyan”. Merangkul bahu maskur.
            Sejak saat itu Maskur sadar dan ia tidak tinggal diam lagi saat di bully oleh temannya. Dia sadar bahwa jika dia terus di bully oleh temannya maka hal itu akan merusak mentalnya. Awalnya memang cuman bullyan biasa tetapi lama kelamaan bullying itu akan menyebar kearah yang buruk layaknya Belanda yang dulunya menguasai daerah daerah yang kecil lama kelamaan memperluas daerah kekuasaannya. Kalau Maskur ditanya, Merdeka itu yang ia impikan seperti apa?. Tentunya Maskur menjawab merdeka itu adalah bebas dari “bullying”.
            Berbicara soal penjajahan, ada lagi satu teman saya yang masih merasa terjajah dan belum merdeka. Dia tidak dijajah oleh bangsa lain tetapi ia dijajah oleh adik kelasnya. Dimana mana, pada umumnya seniorlah yang menjajah juniornya tetapi ini malah kebalikannya adik kelas yang menjajah kakak kelasnya. Anugrah, itulah teman saya. Dia orangnya lucu dan juga sering di bully. Kali ini Anugrah bukan dijajah karena sering di bully tetapi Anugrah dijajah karena cinta. Cerita ini berawal ketika Anugrah menyukai seorang wanita yang merupakan teman seangkatannya. Selama 2 bulan ia melakukan pendekatan dan mereka berdua sudah memiliki chemistery yang baik. Anugrah pun berniat untuk menembaknya untuk dijadikan pacar. Namun pada saat ingin menembaknya ternyata cewek ini sudah memiliki pacar yang lucunya mereka baru baru saja jadian. Dan yang membuat Anugrah tidak percaya adalah pacar wanita itu adalah adik kelasnya sendiri. Hal ini tentu tidak membuat nyaman Anugrah karena dia baru saja ingin menembaknya tetapi dia didahului atau ditikung ataupun dilacci oleh orang lain yang jelas jelas adalah adik kelasnya sendiri. Tentu ini adalah sebuah penjajahan oleh adik kelas kepada kakak kelasnya. Anugrah pun berpikir bahwa mungkin dia bukan jodohku. Allah belum menakdirkan dirinya dengannya. Mungkin Allah punya rencana terbaik. Anugrah pun perlahan move on dan kebetulan ia sudah kelas XII dia pun mulai fokus untuk belajar tanpa mengenal yang namanya cinta. Kalau ditanya merdeka itu seperti apa? Anugrah menjawab merdeka itu saat kita tidak dalam suatu ikatan cinta dan bebas melakukan apa saja tanpa ada orang special yang ngatur ngatur.
            Indonesia sudah lama merdeka tetapi indonesia belum maju. Salah satu penentu negara dianggap maju adalah persoalan pendidikan. Di negara kita ini pendidikan masih menjadi persoalan karena belum adanya pemerataan pendidikan baik di desa maupun di kota kota besar. Contohnya saja pemulung yang saya temui kemarin, tiap harinya mereka selalu saja mengumpulkan sampah sampah yang masih bisa berguna. Kadang saya berpikir, tentunya mereka ingin sekali bersekolah namun mereka tidak mendapat perhatian besar dari pemerintah kepada mereka. Tentu kemerdekaan yang mereka minta adalah saat anak anak berpakaian merah putih, tidak lagi menyeberangi kali, dengan baju dan buku di atas kepala.
            Di sekolah saya, para siswa mengeluhkan sistem pendidikan salah satunya masalah pemberian tugas. Pemberian tugas yang banyak sangat tidak membuat efektif pembelajaran. Finlandia saja maju karena pendidikan yang dikembangkannya membuat para siswa merasa tertarik untuk mengenyam pendidikan salah satunya belajar selama 5 hari dalam 1 minggu serta kurangnya pemberian tugas. Kalau siswa hanya diberikan tugas,tugas, dan tugas maka para siswa akan merasa jenuh dan malas untuk mengerjakannya. Jadi, kami berharap agar pendidikan terus di perhatikan dan diperbaiki agar bangsa yang kita cintai ini dapat jauh lebih baik daripada sebelumnya.
            Betapa banyak harapan kemerdekaan yang masih belum tercapai. Tetapi, kita patut bersyukur akan suatu nikmat yang amat besar yaitu nikmat kemerdekaan bangsa yang telah kita rasakan sampai saat ini. Kalau saja sampai saat ini negara kita ini belum merasakan yang namanya kemerdekaan tentu kita akan mengalami yang namanya sistem penjajahan kerja Rodi dan Romusha. Mari kita tingkatkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme kita dengan menjaga negara kita ini, seperti layaknya para pejuang dahulu mempertahankan negara ini. Kita tidak perlu mengangkat senjata dan berlumuran darah serta keringat, saat ini kita cuma bisa menikmati kekayaan alam indonesia kita ini dibawah buaian ibu Pertiwi. Dirgahayu Indonesiaku yang ke 74, kami berharap dengan kemerdekaan ini bukan sekedar nama, tapi kita bisa mewujudkan dengan rasa cinta tanah air. Satu kata terakhir, kita ini memegang teguh Bhineka tunggal ika bukan boneka milik Amerika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar